Tesis utama penulis pada dasarnya sederhana: yang diimpor dan asing itu bukanlah anarkisme, melainkan negara. Asumsi sejarah kita menjadi buram akibat historiografi nusantara yang melulu berpusat pada sejarah para penguasa dan penakluk. Karenanya penulis menggunakan pendekatan berbeda untuk melihat dunia dari sudut pandang mereka yang dikuasai dan ditaklukan. Buku ini adalah kajian interdisipliner yang mengolah bahan etnografi yang melimpah untuk menunjukkan bahwa pedalaman Kalimantan telah menjadi sarang pelariannya suku-suku anarkis yang selama ribuan tahun telah menangkis pencaplokan negara dan bahkan menciptakan mekanisme sosial yang mencegah negara dapat muncul dari dalam masyarakat mereka sendiri. Penulis menunjukkan bagaimana identitas entis Dayak sepanjang sejarah telah ditandai dengan ketidakpatuhan terhadap otoritas. Mereka adalah masyarakat yang relatif egalitarian dan mampu mempertahankan otonomi dari berbagai negara; mampu menjaga masyarakat meski tanpa hukum, polisi, dan penjara; bekerja sama tanpa uang dan pasar; membunuh kepala suku dan raja tiranik; kabur dan bermigrasi ke wilayah tak berpenghuni; suku bajak laut, pemburu kepala, dan pemberontak yang menolak pajak, upeti, dan perbudakan negara.
Reviews
There are no reviews yet.